Kisah bang Maman membuat saya berpikir sejenak, mungkin para pembuat kurikulum kita "kebanyakan" nonton sinetron, jadi kurikulumnya berbau sinetron:-(.
Para penulis buku pelajaran mengemban amanah lebih besar, karena bukunya untuk pendidikan, bukan sekedar buat bersenang2 atau bacaan iseng aja. Semangat buat yg nulis buku sekolah, jangan nyontek sinetron ya;-)!!
Para penulis buku pelajaran mengemban amanah lebih besar, karena bukunya untuk pendidikan, bukan sekedar buat bersenang2 atau bacaan iseng aja. Semangat buat yg nulis buku sekolah, jangan nyontek sinetron ya;-)!!
ReplyDeletebang maman siaha?
ReplyDeletehehe.. jadiin novel sekalian.
ReplyDeletemungkin yang bikin materi pelajaran sambil nyambil nulis skenario sinetron mbak
ReplyDeletetontonan di tv kan hampir sinetron semua... selingannya infotainment :-)
ReplyDeletedari kali pasir *tambahbingungko
ReplyDeleteyap, novel lebih cocok kayaknya.
ReplyDelete..ada kemungkinan .
ReplyDeletejumlah infotenmen udah berkurang pak. Sekarang banyak acara musik ;)
ReplyDeletebeberapa waktu lalu ada rapat, dan kebetulan apa pengawas dan beliau berkata "jangan lah kita saling salah-menyaklahkan"
ReplyDeletewaduh rupanya mereka yg bertengger diatas menyalahkan yang dibawah, dan yang di bawah tak mau dilempar batunya ckckck