Wednesday, February 29, 2012

[Buku Baru] SEGERA TERBIT : Julak Acai & Suster Maria




Title : Julak Acai & Suster Maria– sebuah kumpulan tulisan untuk 115 tahun Balikpapan

Year : 2012

Author : Penulis Balikpapan

Editor : Arif Er Rachman (Tribun Kaltim)

Category : Kumpulan Cerpen, Puisi, dan Esai

Thickness : 219 halaman – soft cover

Kata Pengantar Editor buku Julak Acai & Suster Maria :
Mengabadikan Hal yang Kelak Sirna

Arif Er Rachman

SETIAP orang memiliki kota tempat menambatkan kenangannya masing-masing. Kalau kota itu bernama Balikpapan, maka sebagian kenangan itu adalah kisah-kisah yang terdapat dalam buku kumpulan tulisan (cerpen, puisi, dan esai) ini.

Kenangan-kenangan itu bisa berupa senja di sebuh pantai, malam gemerlap di sebuah pub, romansa singkat di sebuah kamar, peristiwa masa kecil, urban legend, sudut-sudut kota yang punya arti tersendiri, dan tentu saja seseorang. Selalu ada seseorang dalam kenangan seseorang.

Mengapa kenangan menjadi begitu penting untuk diceritakan?

Tiap orang punya jawaban masing-masing. Namun yang jelas kenangan adalah soal keberadaan: kita pernah berada di suatu tempat pada suatu waktu. Dan itu menjadi penting karena kita tidak akan pernah tahu apakah kita tetap ada pada masa datang

Memang pada gilirannya semua akan sirna: peristiwa pasti berakhir dan manusia pasti lenyap. Namun dalam kenangan seseorang, peristiwa akan bisa terus berlangsung dan manusia akan tetap hidup. Begitulah, kenangan mengabadikan segala hal yang kelak sirna.

Begitu pula tulisan-tulisan yang terdapat buku yang terdiri dari 20 puisi, 14 cerpen, dan 5 esai tentang Balikpapan ini. Angka-angka tersebut tidak mengacu pada sesuatu yang khusus, karena memang sejumlah itulah karya yang menurut editor layak dimuat dalam buku perdana terbitan Nulis Buku Club Balikpapan ini.

Buku ini merupakan kumpulan karya, bukan kumpulan penulis. Juga bukan kumpulan partisipasi. Hingga tulisan ini dibuat, editor tidak mengetahui 39 karya itu ditulis oleh berapa orang dan oleh siapa saja. Editor juga tidak mengetahui karya-karya siapa saja yang dengan berat hati harus disingkirkan mengingat editor menyadari sepenuhnya ada waktu dan tenaga yang telah terbuang untuk menulis karya-karya tersebut. Untuk itu editor mengucapkan banyak terima kasih.
---------------------
Proyek menulis amal dalam rangka HUT Kota Balikpapan ke-115 hampir rampung. Buku dalam proses draft dipercetakan dan dijadwalkan akan terbit segera. Pre-order kami buka mulai hari ini sampai tanggal 12 Maret 2012. Pemesanan kirim nama, alamat lengkap, nomor telpon ke email : order.nbcBpp@gmail.com, dengan subjek email : order Julak Acai.

Acara launching buku dijadwalkan akan diadakan pada tanggal 31 Maret 2012. Info lanjut mengenai acara launching akan segara menyusul.


-----------------------------------------------
Masih ingat beberapa minggu lalu saya berkasak-kusuk tentang Balikpapan, inilah jadinya. Sebuah buku tentang Balikpapan. Bagi yang mau preorder, silakan email ke alamat email di atas ya...

Daftar Buku Februari

Again, buat daftar buku bacaan selama bulan lalu, Februari.
Here they are,
1. Bedeviled: The Bood, The Bad and The Ugly Dress (Shani Petroff).
2. Jeda Sejenak, Sebuah kumpulan Esai dan Puisi Renungan. (Arrifa'ah).
3. Dan aku pun berjilbab, Kisah-Kisah Inspirasi Meraih Hidayah-Nya (Dian Onassis dkk).
4. Jejak Jejak yang Terserak ( Rifki Hasan).
5. Seoulvivor (Lia dan Tatz).
6. Makin Sehat dengan Berjilbab (Mh Hanun Siregar).
7. Tips Menghindari Gosip (Dr. Sulaiman Abal Khoil).

Untuk buku pertama, I dont feel like i'm loving it. Entah apa karena genrenya yang teen, or just because the translation. Pernah nonton film barat yang di-dub dengan buruk? Oke, that's what i'm feeling while reading this book.
Buku 2, 3 dan 4 adalah karya mpers. Recommended books, so grab them fast and read it. You'll never regret it.
Buku ke-6 adalah tentang petualangan dua orang pecinta Korea, korban terjangan hallyu (Korean wave), yang untuk pertama kali menjejakkan kaki di Korea. Satunya adalah penulis novel berbau-bau Korea (Soulmate dll), dan yang lain adalah blogger film dan drama Korea.
Untuk petunjuk tempat di Korea, buku ini lumayan.
Buku ke 7, tentang perawatan rambut bagi perempuan berjilbab. Penulisnya tidak punya latar belakang medis atau kesehatan. Semua fakta di dalam buku ini sepertinya hasil riset di internet, buku dan tabloid. Namun, saya merasa sisi perawatan rambut kurang begitu "nendang" di buku ini.
Buku terakhir, tentang gosip. Masalah klasik yang terus kita temui hari-hari. Sadar atau tidak, seringkali kita melakukannya:-(

Itu saja, and hope next, i'll make another book's list, insya Allah.

*edisi sok ngenglish

Monday, February 27, 2012

[UtakAtik] Resolusi Gambar

Dari kemarin, ada sesuatu yang mengganggu kepala. Tentang resolusi gambar.
Begini ceritanya..(siapkan snack dan minuman ringan)

Dalam rangka penerbitan buku indie punya teman di nulisbuku, rupanya banyak item yang perlu diunggah. Di antaranya cover thumbnail. Nah, di sini masalah mulai timbul. 
Cover yang sudah ada memiliki resolusi 300dpi, sementara permintaan dari nulisbuku mesti 150dpi. Setelah membongkar google, tak ada satu pun petunjuk berarti yang saya temukan. Saya jadi galaauuuu...
Pulang ke rumah, ubek-ubek Ubuntu dan isinya, yakni GIMP dan open drawing, gak ketemu juga caranya. Yo wes..perjuangan masih tak akan berhenti.
Siang, di kantor, saya mulai mengotak-atik lagi. Semua perangkat lunak grafis yang ada saya coba. Dan, taaaaaraaaaa, ketemu di Nero Photo Snap Essentials bagian edit--> resize. Yattaa, ada di image resolutionnya. Senangnya..Alhamdulillah.

tampilan Nero Photo Snap Essentials

Cover thumbnail sudah ketemu, maka sekarang tinggal editing terakhir dan pengunggahan.  
Dan juga, setelah nanti terbit, dibeli ya bukunya...Buku Kumpulan Puisi dari dua teman saya *promo terselubung

Saturday, February 25, 2012

Like making a National Record

Deg-degan, itu tepatnya. Hari ini acara Milad FLP, Forum Lingkar Pena, yang diadakan di UI, Depok. Walaupun nun jauh di Jakarta sana, tapi FLP rupanya tak ketinggalan ide untuk mengikut sertakan partisipan lain yang beda tempat serta wilayah waktu dalam kegiatan hari ini. Ada menulis serentak, acara yang sekiranya di mulai pukul 11.00 WIB harus molor beberapa menit, tapi tak mengapa. Saya juga ketiduran tadi, klop lah.

Menulis serentak, atau menulis bersama-sama hari ini, kalau tak salah diikuti ribuan (mungkin juga jutaan) orang. Like  make a national record hah? Setahu saya, acara yang berbau-bau serentak biasanya diikutkan dalam rekor MURI, seperti yang pernah saya ikuti di sini.

Tema hari ini bebas...bisa cerpen, puisi, artikel, dll. Dan saya memilih bentuk seperti artikel, sebabnya, puisi tak pintar, cerpen lagi tak ada ide.

FLP, sejak kapan saya tau ada FLP. Semenjak baca bukunya Asma Nadia dan Azimah Rahayu, di 2008. Saya baru tahu ada satu wadah yang mengumpulkan para penulis yang  concern dengan mutu tulisan dan Islam, hebat!  Sampai saat ini, saya hanya bisa kagum, belum tergerak untuk bergabung.
Mungkin, bila ada FLP di sini (Sulawesi Tenggara) saya akan ikut. Suka menulis tapi tak ikut grup yang bagus seperti ini rasanya seperti kesia-siaan.  Moga segera ada ya, FLP Sultra-nya!

Segitu ajah, selamat buat FLP yang udah 15 tahun berdiri. Keep the good work, istiqomah selalu^^

#MenulisSerentak
#MIladFLP

Nulis tentang Facebook, paling enak ya facebook-an. Riset ceritanya :)

Friday, February 24, 2012

Wednesday, February 22, 2012

Dorama JIN akan diadaptasi Kdrama menjadi Time Travel Dr.Jin... Korea and Japan in adaptation :)

Jangan lupa, buat yang mau ikutan, Audisi Menulis Buku buat Kendari....5 maret minggu depan batasnya. Ingat-ingat ting!!

Bab meogosseoyo?

"Sudah Makan (Nasi)?" in Korean.


Ayah saya adalah orang yang sering mengucapkan kalimat di atas, "Sudah makan?" baik kepada kami, anak-anaknya atau kepada orang yang sedang  berada di rumah.  Bapak, begitu kami memanggilnya memang sangat perhatian^^. Bukan saja menanyakan sudah makan, tak jarang beliau memeriksa perut kami, apa benar sudah terisi.

Kini, kalimat itu adalah kalimat favorit saya juga. entah sejak kapan, tapi rasanya kalimat ini sering saya ucapkan kepada orang yang ada di rumah.."Sudahmi komorang makan?", hehe..
Bahkan bisa berkali-kali saya tanyakan, pagi-siang hingga malam.

Tahukah kalian, "Bab meogosseoyo?" di Korea sudah seperti mengucapkan "Apa kabar?", seperti sapaan hangat sehari-hari. Alkisah, mereka pernah tertimpa bencana kelaparan yang amat parah..hingga beras atau nasi menjadi sesuatu yang langka, jadi menanyakan sudah makan nasi menjadi hal yang mengharukan...dan berubah menjadi sapaan nasional (baru tau setelah baca buku "Annyeong Korea"-@vira_tanjung).

Kampung halaman bapak juga dulunya daerah yang kering. Makanan sangat susah waktu itu. Dan mungkin saja ekspresi "Sudah makan?" adalah ungkapan cinta yang muncul gara-gara rasa lapar itu.

  Para pemirsa, "Sudah makan?"--ucapan cinta dari Kendari^^

Monday, February 20, 2012

[Utak Atik] Nyoba Photoscape




Akhirnya bisa nyobain Photoscape...Daripada beli Photoshop, mahal eei^^

Lomba Blog Nutrisi Bunda (DL 15 Maret'12)




Buat para emak, calon emak, ato yang kepengen jadi emak...cekidot!

Info lengkap di http://nutrisiuntukbangsa.org/blog-writing-competition/

Hadiahnya papan ipet,g-tab dkk

[FF] Mati Lampu

"Ceklek!" Tiba-tiba lampu mati. Waduh, pikirku. Mana pekerjaan di laptop belum disimpan, sudah main mati lampu aja. Bibirku manyun, perutku keroncongan, belum sempet sarapan tadi.
Daripada bengong, aku nyari makanan ke dapur. Tapi, ternyata, di ricecooker nasi tak terlihat. Tadi pagi tak sempat masak. PLN oh PLN, kenapa kau begitu kejam! 
Daripada bengong, mending makan kraker. Sembilan buah kraker lumayan menyurutkan suara perut. 
Sendirian di kamar, aku pun tertidur, dan terbangun sejam kemudian karena mendengar sayup-sayup suara tipi tetangga sebelah. 
Kulari ke depan, di bawah meteran listrik aku terpaku. "Bakaaaaaa!", teriakku.


96 Kata
Baka = bodoh (Jepang)
Keywordnya "Sembilan"
--------------------------------

FlashFiction (yang maunya komedi) ini adalah yang diikutkan dalam lomba di sini, Ahad kemarin. Dan alhamdulillahnya menang  dan  dapat pulsa 25 ribu  (secara peserta cuma dua ).  Terinspirasi dari status FB seorang kontak, jadilah cerita di atas. 

Pertanyaan saya sekarang, apakah FF ini lucu??

Alhamdulillah, menang lomba FF komedi kemarin dari 9lightsproduction..dapet pulsa 25ribu...Sering2 ya mbak :)

Sunday, February 19, 2012

Buku Gratis (lagi)

Kata orang, sabar itu memang manis ganjarannya.  Itu pun yang terjadi dengan saya, beberapa minggu yang lalu.

Tak sengaja (lewat depan rumahmu *tenda biru mode on) saya nonton berita pagi, rupanya Indosiar punya konsep berita baru. Dengan Tina Talisa sebagai hostnya, Fokus Pagi.  Eit, rupanya acara ini punya sesuatu yang langsung menarik perhatian saya, ada kuis buku!
Yang diadakan via twitter (Alhamdulillah punya akun twit).

Saya lalu fokus dengan kuisnya, hehe. Sebagai pemburu buku gratis, kesempatan ini tidak boleh dilewatkan. Pertama, follow dulu akun @FokusPagi, lalu pantengi kuisnya.  Karena pertengahan acara saya sudah mesti pergi ke kantor, maka beberapa kali acara menjawab kuis saya lakukan di atas angkot.
Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya berkesimpulan tak boleh mengirim twit lewat jam acara, yakni jam 7.00 WIB. Twit yang dikirim lewat dari jam 7.00 WIB, tak dihitung lagi^^
Kesempatan emas datang hari Sabtu, 28 Januari kemarin, saat libur akhir minggu. Temanya, anjing K-9 kepolisian RI. Sempat meninggalkan layar kaca beberapa kali, dan saat Tina Talisa mengucapkan pertanyaan kuis, saya blank beberapa menit, lupa . Pertanyaannya, berapa jumlah anjing K-9 yang dimiliki Polri? Selintas "144" lewat di pikiran, trus jawab dengan itu saja. Eh, rupanya benar.. :)

hadiahnya

Konsep kuis ini adalah gabungan antara cepet-cepetan dan bener-beneran, jadi ada yang tercepat dan benar serta dan yang  benar aja. 5 orang pemenang dipilih secara acak, tapi yang tercepat & benar tetap diutamakan. Hadiahnya, buku dari Mizan.

Tanggal 1 Februari, buku saya pun sampai. Sebuah buku merah berjudul "Bedeviled buku dua: The ood, the Bad and The Ugly Dress" karangan Shani Petroff.

Alhamdulillah, kalau rejeki memang gak kemana


TearJeker Dorama, Good Life and Marumo no Okite..

PROTES KERASS!!

Wednesday, February 15, 2012

Ada yang sudah coba??




Tertarik karena ada Barleynya..^^

Alhamdulillah, eksperimen malam ini sukses^^

Maag dan Habbatussauda

Seorang teman kemarin saya hubungi via telpon, untuk mengompori agar ikutan proyek buku saya.  Apa yang terjadi? Dia kemudian bercerita tentang perutnya yang terus bermasalah.
Beberapa saat sebelumnya dia terserang Typhus. Penyakit yang juga pernah menimpa saya di tahun 2010 kemarin. Yang mengkhawatirkan adalah, penyakit baru yang muncul, Maag berat (sebelumnya dia tidak memiliki keluhan Maag).
Menurut teori/hipotesis yang saya dan teman saya kembangkan,  maag adalah penyakit umum yang pada mantan penderita Tyhphus. Kalau saja penderita memang mempunyai penyakit Maag sebelumnya, maka bisa dipastikan akan bertambah parah setelah kena Typhus. Sedangkan bagi yang bukan pengidap Maag, baru kali ini saya dengar kasusnya :)
Maka, saran saya pertama adalah minum Madu. Alhamdulillah, dia sudah membeli madu dari salah satu MLM. Saran kedua, konsumsi talbinah, dan insya Allah akan dia jalankan. Saran ketiga, makan teratur. Dari perilaku makan tak teratur dan sembarangan, banyak orang yang terkena Typhus dan Maag.  Saya merasakan sendiri dari semenjak kuliah, dimana saya sangat sering menunda makan atau sering makan mie instan, hingga berdampak parah dikemudian harinya.
Dari percakapan tersebut, juga terungkap bahwa dia juga meminum Habbatussauda. Sepengetahuan saya (dari seorang terapis bekam), Habbatussauda (terutama yang serbuk) adalah herbal yang bersifat panas. Dan sebaiknya dihindari penderita Maag, apalagi kalau dikonsumsi sebelum makan, efeknya malah akan memperparah. Apabila tetap ingin meminumnya, maka sebaiknya dibarengi dengan madu, dan jangan dalam keadaan perut yang benar-benar kosong, atau setelah makan (bukan sebelum makan). Saya sendiri meminum Habbatussauda dalam bentuk minyak, dan bersama dengan air hangat + madu.
Pengalaman saya sendiri, minum Habbatussauda serbuk sebelum makan membuat perut terasa gak enak, malah terasa Maag bertambah parah. Sehingga saya mengalihkan ke Habbatussauda minyak. Dan alhamdulillah, cocok.
Dari sini, maka saya berkesimpulan bahwa Habbatussauda memanglah obat yang terbaik, seperti sunnah nabi. Hanya saja, kita mesti memilih bentuk mana yang sesuai dengan penyakit kita agar  sunnah tetap kita jalankan, penyakit pun dapat menemui kesembuhannya.


Friday, February 10, 2012

[Narsisku Bahagiamu] Nasi Kuning Mamanya Selfi

Lomba ini rupanya belum berakhir. Lama saya mencari ilham, siapakah pedagang yang dekat dengan keseharian saya, tiba-tiba....ahaaaaa! Kenapa ga kepikiran dari dulu!.
Di depan mata, ya, pedagang ini tiap hari ada di depan mata saya. Dan, beginilah kisahnya.

--------------------------------------------------------
Sebuah rumah sederhana terletak persis di depan kantor saya, Stasiun Geofisika Kendari. Di rumah itu, hidup sepasang suami isteri yang biasa kami panggil "Bapak dan Mamanya Selfi" karena punya anak bernama Selfi.

Bapak dan Mamanya Selfi

Di bagian teras rumahnya, mereka berjualan bahan-bahan pokok (sembako) serta Nasi Kuning (tau kan Nasi Kuning? Nasi yang warnanya ijo #eh). Nasi kuning adalah favorit warga Kendari buat sarapan, padahal di daerah lain biasanya cuman buat syukuran (bener ga sih?). Harganya pun terjangkau, cuma Rp.5.000 saja :).

Bahan pelengkap nasi kuning

Nasi kuning versi Mamanya Selfi adalah nasi yang ditanak dengan santan dan kunyit, trus diberi hiasan telur rebus, mie goreng, tempe goreng, ikan goreng sambal, dan sambal tumis (plus-plus dah sambalnya).
Jualan nasi kuning dimulai semenjak Bapaknya Selfi kecelakan, jatuh dari motor. Mungkin saja, karena kecelakan tersebut, beliau jadi tak bisa kerja di luar rumah, sehingga membuka usaha di rumah. Tahun 2008 bulan Maret, jadi sudah hampir empat tahun berjalan.

Mamanya Selfi in Orange^^

Sebenarnya dulu mereka juga menjual Sop Ubi (bagi yang belum tahu apa itu Sop Ubi, nantikan postingan edisi Kuliner Kendari saya selanjutnya). "Masalah modal..", Bapaknya Selfi curhat mengapa mereka tak berjualan Sop Ubi lagi. "Juga selera pasar..", tambahan curhatnya. Untuk Nasi Kuning sendiri, mereka makin kesulitan akibat harga bahan pokok buat masakan ini, yakni beras yang semakin mahal. "Mahal sekali sekarang, sudah 400 ribu satu karung", jelas Bapak dan Mamanya Selfi bersamaan.  Modal yang tak seberapa, tapi harga bahan pokok terus menanjak naik. Mereka tergencet di tengah-tengah, tak berdaya. Membuat mereka tak bisa tiap hari jualan Nasi Kuning. "Untungnya habis terus ji...ndak pernah tinggal. Banyak yang datang mau makan, habismi Nasi Kuning", alhamdulillah.

Standwoman untuk Mamanya Selfi

Teman-teman saya adalah langganan Nasi Kuning di sini, karena warung inilah yang terdekat dengan kantor, yang memang terpencil dari mana-mana. Saya biasanya cuma beli air mineral atau makanan ringan, sedang makan siang sudah cukup dengan bekal dari rumah.  Pernah menyicipi sekali, waktu ada acara traktiran, dan rasanya lumayan. Dengan harga Rp. 5.000 (hari gini!), bisalah mengenyangkan.
Harapan saya, mudah-mudahan warung ini bisa maju, dan bisa terus berjualan Nasi Kuning. Dan kalau bisa, nanti bisa bervariasi makanan yang dijual, seperti dulu. Aamiin.
--------------------------------------------------

Ikutan lomba ini lagi..
Bagi yang mau ikutan juga, buruan, waktunya sampa 12 Februari lusa!!

[Jeprat Jepret] Aneka Gaya :)




Berbagai foto yang diambil dengan hape lama, my cedarito..

Enjoy all!

Thursday, February 9, 2012

Sotoji?

Dalam dialek Kendari, kata Sotoji, bisa bermakna lain. "Sotoji?", artinya apakah ini benar soto? (akhiran -ji diucapkan dengan penekanan). Akhiran ini memang digunakan sebagai pertanyaan menguatkan / konfirmatif.

Saya bukan peminat makanan instan, seperti mie instan. Tapi untuk yang satu ini, saya melanggar kebiasaan itu.

Sampel Sotoji datang setelah 5 hari saya pesan. Tiga buah sampel yang langsung saya masak, setelah tentunya melalui sesi pemotretan awal.

3 sampel Sotoji
Puas dengan foto-foto, saya pun langsung ke dapur, untuk bertempur dengan panci dan kompor.  Dua bungkus Sotoji langsung saya masak, untuk dinikmati berdua dengan adik sepupu.  Bungkusnya luarnya sih gampang disobek, tapi  untuk sohun, jamur, dan bumbunya cukup sulit dibuka. Perkiraan saya, kemasan yang demikian agar menjaga kualitas bahan-bahan di dalamnya.
Sementara proses masak-memasak, saya merasakan ada yang kurang. Kecap, saya butuh kecap. Dan saya tidak menemukannya di dalam bungkus Sotoji. Padahal menurut saya, makan soto tanpa kecap itu kurang nikmat.
Setelah 5 menit, Sotoji pun siap disantap. Tanpa menggunakan tambahan apapun, kami berdua langsung memakannya.

a plain Sotoji

Kesan pertama, rasanya mirip soto (ya iyalah...namanya juga soto instan), hanya saja tidak sekental soto yang asli. Bau bumbu menyegat seperti yang ada di mie instan tidak tercium, lumayan, ini berarti kadar MSGnya tidak melimpah seperti mie instan lainnya. Cabe bubuknya, tidak terasa. Bagi yang senang pedas, sepertinya harus menambahkan sambal ke Sotoji. Sohunnya, lumayan mengenyangkan. Porsi satu bungkus Sotoji cukup untuk mengganjal perut yang sedang kelaparan. Jamur gorengnya agak liat, dan terasa mirip daging ayam.
Kesan adik sepupu saya, "Enak!", itu saja jawabannya saya tanyakan rasa Sotoji, hehe.

Bagi saya, Sotoji kali ini mewarnai sore kami. Hanya saja, memang lebih enak kalau makan Sotoji sesuai saran penyajian seperti gambar di bawah (seperti di gambar kemasan dan juga tambah kecap!).

a fully dressed Sotoji
Sotoji? iya, ini Soto-ji.

Tulisan ini dalam rangka ikut Lomba Blog Sotoji
Gambar terakhir dari sotoji.com



Tuesday, February 7, 2012

Kemana mencari Blau??

Seorang anak berkaus pink naik ke angkot, ditemani ibunya. Mereka rupanya baru dari puskesmas. Mula-mula, saya tak terlalu memperhatikan, si anak itu terlihat bengkak di salah satu pipinya. "Kena bengkak babi.." jelas ibunya kepada tetangga yang bertanya, yang kebetulan satu angkot dengan kami. Di tempat saya, bengkak seperti itu di pipi memang dikenal sebagai bengkak babi, gondongan kalau di Jawa. "Dokter bilang pake Blau dengan cuka saja, tapi sekarang jarang mi Blau. Mau dicari di mana di?"

Blau Cap Kalong

Pemakaian Blau sebagai obat memang melegenda. Berbagai testimoni yang saya baca menguatkannya. Masa kecil dulu, Blau sangat mudah didapatkan. Ibu saya sering memakainya untuk membirukan pakaian (maksudnya memutihkan, tapi jatuhnya jadi kebiru-biruan ). Tapi, sekarang produk ini lenyap di pasaran. Para pemirsa sekalian, ada yang tahu di mana bisa membeli Blau??


*gambar dari obral.bloggombal.org



Saturday, February 4, 2012

Dead Poets Society (1989)

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Sekelompok pemuda di sekolah elit yang krisis identitas, karena semua jalan hidup telah dipilihkan orangtua masing-masing. Lalu datang guru bahasa Inggris yang mengubah hidup mereka dengan "sihir" puisinya. John Keating (Robin Williams) berhasil mempesona mereka di hari pertamanya dengan bisikan "Carpe diem. Seize the day, boys. Make your lives extraordinary!".
Mr. Keating sendiri adalah anak "bermasalah" di sekolah itu, dulu. Dia pernah mendirikan sebuah klub baca puisi, Dead Poets Society, yang dihidupkan kembali oleh Neil Perry, Todd Anderson, Knox Overstreet, Charlie Dalton, Richard Cameron, Steven Meeks dan Gerard Pitts. Dari klub ini, pemberontakan mereka akhirnya dimulai.
--------------------------

Saya pernah menonton film ini bertahun lalu, dan sangat suka dengan temanya. Tentang pemberontakan dan mencari jati diri. Sayang ada yang meninggal (SPOILERRR), gara-gara bunuh diri. Cerminan juga buat para orangtua jangan sampai menjadikan anaknya seperti boneka saja, sesekali DENGARKAN!

*sumber dari http://en.wikipedia.org/wiki/Dead_Poets_Society

Wednesday, February 1, 2012

Daftar Buku di Januari

Tak ada review, hanya berupa daftar aja :). Berikut adalah buku-buku yang saya baca di bulan Januari kemarin :

1. Living islam , Herry Nurdi,
2. Indonesia mengajar , pengajar muda,
3. Ayahku (bukan) Pembohong, Tere Liye,
4. Cara Mudah Belajar Bahasa Korea,  Fisra Afriyanti,
5. 40 Dosa Lisan Perusak Iman, Wahid Abdus Salam Bali,
6. Pasukan Mau Tahu : Misteri Surat Kaleng,  Enid Blyton, dan
7. Curtain : Poirot's Last Case, Agatha Christie.