Friday, September 30, 2011

IndonesiaGrandPrix, TVRI, Jam 13 00-1700 @BulutangkisNews

[Lomba Me and My Idol] Aku dan Fisika

Fisika, aku tak terlalu suka dengan ilmu ini saat SMP. Pelajaran yang sulit, rumus dan hafalannya bikin puyeng. 

Masuk SMA, mata pelajaran yang paling menarik bagiku adalah Akuntansi. Kenapa, sebab gurunya asyik. Pak gurunya punya cara tersendiri menerangkan debet,kredit dan modal. Aku jadi suka akuntansi, dan bahkan berencana masuk IPS gara-gara ini.  Hingga..

Cawu kedua, pelajaran Fisika. Seorang guru perempuan menjadi guru kami saat itu. Bicaranya yang lembut, penjelasannya yang menarik, contoh-contoh soal yang jelas, membuatku terpesona. Terpesona dengan Fisika.  Soal-soal fisika menjadi mudah di mataku, tak sulit lagi.  Belajar mata pelajaran ini kini tak lagi menyeramkan.
Namun,tidak berlangsung lama,  aku musti pindah dan berpisah dengan bu Guru Fisika yang asyik itu, bu Rohmiyati.  Aku dan keluarga pindah ke Kendari, suatu keputusan yang berat pada awalnya.

Aku pun pindah ke Kendari, saat kenaikan kelas dua.  Alhamdulillah, di sini, aku bertemu dengan guru Fisika yang asyik juga. Bu Sapiah namanya. Bu guru yang murah senyum.  Ada kejadian yang menyentuh dengan bu guru yang ini, saat kelas dua adalah masa dimana banyak murid perempuan yang mulai berjilbab. Dan, setiap dia masuk ke kelas dan ada anak yang baru memakai jilbab, bu Sapiah akan memeluknya. 

Bu Sapiah pula yang menyarankan aku ikut seleksi Olimpiade tingkat Kota, padahal kebisaanku di Fisika biasa saja. Memang aku ikut, tapi tak lolos. Cukuplah sebagai pengalaman, dan menyadarkan, Olimpiade Sains itu sangat sulit ^^. 

Kesukaan baru ini membelokkanku ke jurusan IPA, seperti yang diharapkan Bapak.
Masuklah aku ke kelas III IPA, kumpulan orang-orang pintar, waaahhhh.. 
Rata-rata anak-anak disini mau masuk ke jurusan Kedokteran, atau teknik. Aku, karena sudah jatuh cinta dengan Fisika, maka memilih Fisika untuk pilihan bebas tes (PMDK), suatu pilihan yang jarang. Bersama dengan seorang teman, kami memilih Fisika. Hanya saja universitas kami berbeda. Kalo aku ke universitas lokal, maka dia ke Makassar.  
Di kelas tiga ini, aku juga bertemu guru Fisika yang asyik, Pak Salim.  Pindahan dari Ambon.  Metodenya tegas, mengejutkan (sering tiba-tiba kuis maksudnya), tapi bagi aku nyaman-nyaman saja.  Fisika terasa sangat...menyenangkan:).
PMDK aku lolos, menjadi guru nantinya. Tapi, karena aku punya rencana lain, mau sekolah di luar, aku mencoba tes UMPTN lagi. Dan lagi-lagi, pilihannya berbau Fisika, hehehe.  Berbau Fisika, karena jurusan yang aku pilih itu GeoFisika, bukan Fisika (murni).  Kenapa bisa, tanya kan ke Kakakku, aku juga tak tahu kenapa bisa sampai melingkari pilihan geoFisika, dia yang menyarankan begitu.   

____
Juli 2000..
"Pia, pilih ini saja, geofisika" kakakku, Todo.
"Iyo...itu saja?" aku, 
"Ndak papa ji?" aku, 
"Geofisika saja" Todo
"Iyo deh, masih ada ji Fisika nya" aku.
_____


*ketiga buat ini
*gambarnya gak ada, hehehe :P

Wednesday, September 28, 2011

[BATAM FF PERJUANGAN - New Look]

Cermin dan gunting sudah tersedia, peralatan ekstra yang lain juga.

Kali ini musti berhasil, tekad Rina.


Minggu lalu, Rina sudah mencadangkan kegiatan ini, tapi terhadang kesibukan yang tak terduga..

Kemarin dulu juga hampir, hanya saja tangannya masih sakit kejepit pintu lemari.

Hari ini, cidera sudah sembuh.

 

Majalah pun dibukanya, dicarinya model yang sesuai.

“Kalo yang ini cocok gak ya???”

“Hmmm, sepertinya tidak.”

“Yang ini, mungkin.” Akhirnya, ketemu.

Yang pantas dan tak merepotkan.

 

Dan, guntingan pertama.

Guntingan kedua.

Seterusnya.

Seterusnya.

Terakhir.

“Done!”. 

Rina dan  penampilan barunya.



*Jumlah kata 85
*buat ikut lomba FF Mpers Batam

Tuesday, September 27, 2011

@yandri. Wa'alykmslam, silakan.

[Lomba Me and My Idol] Surat Untuk Christian


Dengan bangga ku perkenalkan aku adalah seorang Milanisti, walo tak fanatik-fanatik amir.

Semenjak kecil, yang sering terdengar di telinga adalah nama-nama Van Basten, Ruud Gullit dan Frank Rijkaard serta klub mereka, MILAN. Aku jadi jatuh cinta..:). Akhir 80an hingga awal 90an memang masa keemasan MILAN.  

Berlalu ke akhir 90an, dimana aku sudah masuk SMA. Tahun 1998 saat pindah kembali ke Kendari, aku kembali berhadapan dengan sepakbola Liga Italia, setelah lama berhirbenasi.  Kali ini berkat sepupu dan teman sekolah. Sepupuku amat suka bola dan F1, aku pun juga mulai suka dengan balapan mobil itu.  Tahun itu juga adalah tahun dimana RCTI  giat menyiarkan acara berbau bola seperti Planet Football dan Highlight Liga Italia, serta siaran langsung Liga Italia.  Siaran hingga tengah malam pun aku jabanin, demi melihat AC MILAN.
Lalu, sosok Christian Abbiati mulai masuk formasi MILAN di awal 1999.  Kiper muda yang langsung mencuri perhatian, termasuk aku.  Tahun pertamanya itu dia berhasil bersama MILAN merebut gelar serie A ke 16.  Setelah gemilang di setengah tahun musim 98-99, Abbiati dipercaya menjadi kiper No.1 MILAN di musim berikutnya, namun sayang tak berhasil merebut gelar akibat kalah bersaing dengan Lazio.

Christian Abbiati
Walau tak menang, aku tetap kagum sama Christian. Dan di tahun itu, aku pun bertekad untuk mengirimkan surat buat dia. Dengan modal belajar bahasa Inggris 4 tahun di sekolah, aku membuat surat itu.  Kira-kira isinya kayak gini " To Mr. Christian Abbiati. My name is Pia, and from Kendari , Sulawesi, Indonesia. I am your fans. bla....blaaa....blaaaa...(selebihnya gak ingat)".
Dengan alamat AC MILAN yang aku dapat dari tabloid BOLA, aku pun ke kantor pos dan mengirimkan surat tersebut.  Dan, sampai hari ini surat itu tak dibalas, hehe.

Christian Abbiati kini masih bermain untuk Rossoneri, setelah beberapa tahun malang melintang dipinjamkan  ke luar negeri.  Dan, musim lalu berhasil meraih gelar serie A, Alhamdulillah.

*buat lombanya FickleBoon
*gambar dari wikipedia



Monday, September 26, 2011

Hadiah Lomba : Juara Pertamaxxx




Keduluan ma catur, tapi ga papa. Nyang penting, foto2 berikut menampilkan para bintang tamu yang tak kalah sensasionalnya.

Kucing tanpa nama, saya culik dari tidurnya demi sesi pemotretan kali ini, jadi bisa diliat dari posenya yang males-malesan. Padahal dibayar loh, dengan ucapan terima kasih.
Model kedua, si Affan , keponakan. Sepintas mirip banget ma boneka Ipin, yang kini telah menjadi teman dan bahan gigitannya :


Oh ya, ucapannya...
Terima kasih, kepada Allah Subhana Wata'ala yang sudah membiarkan ilham nemplok di kepala, serta membolehkan sinyal kuat mampir di laptop, kepada mama dan keluarga saya yang menjadi sumber inspirasi terbesar, kepada memori di kepala, yang sudah sudi mampir lagi setelah lama menghilang, kepada duo Aku yang membuat lomba unik fresh dan lain dari yang lain, Ai buat lomba foto RRnya, kepada semua penggemar baik mengakui maupun yang malu2,...dan buat mpERs...love ya. Sekian dan terima kasih.

Sebenernya informasi ini mau saya simpan sendiri, tapi terbayang2 Bapak yang punya prinsip mulia "Berbagi..berbagi dan berbagi"....maka inilah infonya. (Disimak ya!) http://www.dw-world.de/dw/0,,12568,00.html DW-TV ASIA+ is looking for European perspectives - and we need your help. Take a photo of your view of Europe, or your impressions or insipiration, in your own hometown. Then, upload your photo with a caption (max. 30 words in English or Bahasa Indonesia) and add a category: But don't wait - the contest ends on October 31! Udah dibaca? Silakan ikut.... *nyari2 poto yang mirip Eropa....dibagian kendari yang mana yaaaaa????

Saturday, September 24, 2011

Behind The Scene, Putri Salju, Si Putih Manis




Poto-poto ini adalah suasana pembuatan si putih manis, Putri Salju, yang dilakonkan oleh kakak saya dan anak2nya . Saya kebagian tugas moto2 dan nyicipin, enaknyaaa^^.

Anytime, anywhere..




Si kucing belum ada nama ini suka tidur dimana ajah..Kerjanya, tidur -makan--tidur - makan, makan-tidur--makan--tidur...weleh2....apa gak capek ya, hehehe

Wednesday, September 21, 2011

Anak2 dalam Pete2




Setiap naik angkot dan bertemu anak2, pasti ada2 saja pose yang menarik bagiku. Maka, inilah mereka....

Friday, September 16, 2011

[Enjel Series] Match Point.

Waktu sudah satu jam 45 menit. Pertarungan kami belum berakhir. Set ketiga dan terakhir.
Bola kini ditangannya. Servis, kali ini cepat, hampir aku terkecoh. Tapi kemudian aku mengendalikan permainan. Bola lob ku memaksanya untuk meladeni reli reli panjang dariku. Tiba-tiba , smash keras. Dan, jatuh di garis belakangnya. Tapi, juri garis mengangkat tinggi tangannya, out. Ow mai got, berarti kedudukan jadi 20 18, match point. Tak terima, protes ku layangkan.
"bu juri ntu bola masuk , ape kagak ngliat tadi, jelas2 nyium garis!" rupanya jurinya kumpeni, gak mengerti bahasa inlander. Maka ku ulangi pake bahasa yang dimengerti bu kumpeni eh bu juri aka bahasa tarzan "mam, that ball in, out no, line..kiss..see" sambil menunjuk (lebih tepatnya buat isyarat morse) ke garis belakang. Juri sepertinya kagum dengan kemampuan bahasaku, lalu berseru "twenty eighteen "
Ya e lah, ni juri. Bikin gemes aja.
"pia..pia,"
"ya?"
"bangun, jangan tidur di sini"


****
Backgroundnya China Masters 2011, suka2 penulis ya..heiheiB-)

[Enjel Series] Match Point.

Waktu sudah satu jam 45 menit. Pertarungan kami belum berakhir. Set ketiga dan terakhir.
Bola kini ditangannya. Servis, kali ini cepat, hampir aku terkecoh. Tapi kemudian aku mengendalikan permainan. Bola lob ku memaksanya untuk meladeni reli reli panjang dariku. Tiba-tiba , smash keras. Dan, jatuh di garis belakangnya. Tapi, juri garis mengangkat tinggi tangannya, out. Ow mai got, berarti kedudukan jadi 20 18, match point. Tak terima, protes ku layangkan.
"bu juri ntu bola masuk , ape kagak ngliat tadi, jelas2 nyium garis!" rupanya jurinya kumpeni, gak mengerti bahasa inlander. Maka ku ulangi pake bahasa yang dimengerti bu kumpeni eh bu juri aka bahasa tarzan "mam, that ball in, out no, line..kiss..see" sambil menunjuk (lebih tepatnya buat isyarat morse) ke garis belakang. Juri sepertinya kagum dengan kemampuan bahasaku, lalu berseru "twenty eighteen "
Ya e lah, ni juri. Bikin gemes aja.
"pia..pia,"
"ya?"
"bangun, jangan tidur di sini"


****
Backgroundnya China Masters 2011, suka2 penulis ya..heiheiB-)

Thursday, September 15, 2011

[Lomba Me and My idol] Jo, si Idola Cilik

Spoilerrrr, gak ada hubungannya ma acara kompetisi nyanyi di tipi.

Entah apa yang membuat saya tergila gila dengan sosok yg satu ini.
Jois Rani Udin. Anaknya tomboy, putih, pintar (jebolan TK elit di kotaku) pembawaannya supel banget. Jauhlah sama saya, yang item, pendiem, dan gak menonjol.
Sebenarnya, kalo diliat dari jarak rumah, kami ini tetanggaan. Tapi, berhubung antara rumah saya dengan dia banyak rintangan (baca hewan hewan pemburu anak kecil) maka kami jarang bermain bersama. Orang tua kami adalah teman, ibu saya tau ibunya, begitu pula ibunya,hehe.

Anak ini unik banget, pokoknya wah lah di mata saya. Saat masuk sekolah pertama kali, saya langsung nyelonong ke barisannya karena melihat dia. Padahal kelasnya beda.
Saya dan takdir kelas urutan terakhir, sedang dia,di kelas urutan pertama. Sudah terlihat betapa berbedanya kasta kami,hihi.
Walau berbeda kelas, tapi saat pulang biasa kami berjalan bersama beserta kawan-kawan lain yang searah. Kami biasa melewati jalan-jalan pintas, setapak , dan sering kalo lagi tak beruntung dikejar burung kalkun bersama, burung yg sadis terhadap korbannya (heran ama yg miara kalkun, gak mikir banyak anak kecil yang jadi korban kek aku).

Waktu berlalu, aku dan Jo gak pernah sekalipun sekelas.

Lalu, tanpa sadar, saya pun mulai terpengaruh. Jo yg tak pernah memanjangkan rambut pun saya tiru gayanya, saya minta rambut saya dipotong pendek. Kalo gak salah, waktu itu sedang demam model rambut Demi Moore, sekalian lah (walau hasilnya jauh dari si Demi, lebih mirip demi-kianlah). Maka, resmi lah saya jadi Pia berambut pendek , dan bertahan hingga SMA.
Demi Moore in GHOST (1990)

Gaya jalan pun saya tiru, pokoknya semirip mungkin ama Jo. Bergaul pun saya banyak dengan anak cowok, saya mulai menganggp anak cewek itu rese, dan cuman bisa pamer kekayaan dan penampilan.
Sementara jo yg ku tiru sepertinya gak tau, kalo dia jadi role modelku.(sampai hari ini, belum sempat saya beritau).

Semuanya lalu perlahan-lahan memudar, dengan kepindahan saya ke kampung, di kelas 5. Karena sistem pendidikan yang lebih keras (gurunya killer, pe ernya buanyak buanget) saya pun mulai lupa tentang Jo.

Ketemu lagi setelah beberapa waktu, saat balik lagi ke kendari, SMU, kami tak satu sekolah lagi. Jo tak banyak berubah, tapi rambutnya tak pendek lagi.  Sedang saya, sudah berjilbab.
Begitupun kuliah, aku ke Makassar, sedang Jo di kendari. Lalu, beberapa tahun lalu, Jo menikah, dan diboyong suaminya ke Maluku Utara.  

Jo, teman kecil yg banyak memberi sumbangan pengaruh bagi karakter kecil saya, mungkin bisa dikategorikan  idola cilik, di mata saya.

*pengandaian pengidolaan saya mungkin bisa dianalogikan antara penjajah dan negeri jajahannya..dimana para pribumi begitu terpesona dengan para penjajah yang berkulit putih, bermata biru dan berambut pirang..qeqeqe.. Kita biasa cemburu dan ingin memiliki sesuatu yang tidak kita punya

** diikutsertakan dalam lombanya fikcleboon

***picnya dari sini

Wednesday, September 14, 2011

[ff] Surat Kaleng

Bismillah.

"Nik, nik, tu, ada lagi."
"Apaan kak?"
" Itu, yang kayak kemaren.
Kali ini isinya apa ya?"-"liat yuk!"
"Ayuk, sapa takut"

Kali ini kalengnya ganti, kertasnya juga lebih bagus dari yang kemarin:-P.

Tuesday, September 13, 2011

[ff] musik asyik?

Bismillah.

Angkot berhilir mudik dari tadi, tapi tak satu pun yang menarik hati Tina.
"musiknya gak asyik" keluh tina. Matahari sudah tinggi, tina belum juga beranjak.

Yang kedua-belas, urutan angkutan kota kali ini. "kota neng?"
"iyah" tina pun naik,
perlahan mulai berlalu bersama angkot itu. Bersama tuti wibowo dan lagu "HD"-nya.

Friday, September 9, 2011

Percobaan Gagal!!

Perut terasa begah, penuh dan gak enak. Padahal sepertinya porsi makanku biasa ajah, gak kuli-kuli amat. Berbaring saja, tak akan menyelesaikan masalah.
Segera saya teringat, drama korea yang sudah saya saksikan, beberapa kali terselip adegan bagaimana menyembuhkan perut yang sakit karena kekenyangan.
Searching dulu di mbah gugel, takutnya malpraktik. Walopun cara tradisional, tapi kalau salah bisa gawat juga, heh.
Tusuk jempol pake jarum, yah mirip tes golongan darah. Cuman, sebelumnya musti membuat jempol tersebut agar siap sedia menghadapi ujung jarum yang pastinya tajam dan rasanya sakit.
Tangan yang tempat jempol dimaksud dipijet-pijet, dilemaskan agar aliran darah menuju ke jempol dengan selamat dan sentosa. Lalu, jempol di ikat, agar darah (hitam)nya ngumpul di ujung jempol. Jarum distrerilkan, agar tak kena infeksi dkk. Kemudian, berdoa, supaya jalannya lancar. Tusuk jarum ke jempol, teriak bila perlu "aaahhh"(sakit bo!). Biarkan darahnya keluar bersama penyakit, aamiin.
Skenario dan prosedur benernya siy kayak gitu, tapi entah mengapa saat di cobakan, pertama kali, jari saya melengos. Masih takut. Kedua, lari lagi. Tetap takut. Ketiga "stop, coba ke jarimu dulu" seru saya ke sepupu yang membantu percobaan ini. Dan, ternyata, jarumnya cenderung tumpul (wak..wak..). Saya pun bergegas bangkit dari duduk, tak mau meneruskan. Ini bukan percobaan pengobatan, tapi percobaan "pembunuhan".

*episode kendari mencekam

Menunggu pangeran eh pete2 menjemputkuB-).

Wednesday, September 7, 2011

MaPaLa

Baca, Mahasiswa Paling Lama.

2004, teman-teman jurusan Matematika sudah banyak yang lulus.
Sementara kami, Fisika angkatan 2000 baru seorang sodara-sodara , yap cuman 1 orang, itupun anak paling pintar di Fisika 2000. Maklum juga, wong mereka gak perlu ke lab ato experimen untuk skripsi, sementara jurusan MIPA yang lain itu adalah kewajiban sebab dosen pasti memberikan judul skripsi yang ada bagian lab-laban.
Tapi, yang anehnya, anak-anak angkatan saya ini seperti kompakan, pada malas cepat- selesai. Sementara saya, di akhir 2004 itu sudah mengambil seminar proposal, bertepatan dengan bulan Ramadhan. Dan, sepertinya jadi sarjana bakal sebentar lagi.
Tapi, apa daya. Karena bukan rejeki, maka skripsi saya tak kunjung rampung hingga pertengahan 2005. Sedang, teman-teman seangkatan sudah banyak yang mau wisuda. Alamat bakal mencatatkan diri sebagai mapala terbayang-bayang , seperti kakak saya yang betah selama 7 tahun sebagai mahasiswa. Rasa malu kalau ke kampus dan bertemu kawan sudah sedikit menggerogoti, saya jadi rendah diri:-(.
Skripsi siy sebenarnya tidak susah-susah amat. Tapi, tahun 2005 itu mungkin adalah tahun terberat bagi saya, karena adanya masalah keluarga yang membuat saya tak bisa berpikir dan belajar dengan tenang:-(. Selain itu juga, mungkin karena dosen pembimbing yang maunya banyak banget. Saya kewalahan jadinya. Permintaannya yang awal - awal saya turuti, membuat skripsi ini sepertinya melebar ke mana2. Saya pun "menghilang" dari kampus dan pembimbing saya untuk beberapa bulan. Mencari ilham dan jalan keluar terbaik *eaaaB-).
Ujruk-ujruk di bulan agustus, saya kembali. Berharap bisa wisuda September. Mupeng liat temen -temen yang beneran mau wisuda September. Namun, karena banyaknya aturan baru, saya menyerah.
It's impossible. Karena kelamaan hiatus, saya ketinggalan banyak info gress kampus.
Soal skripsi, saya sudah ketemu solusinya. Daripada mengikuti si pembimbing, saya memilih untuk "memaksa" pembimbing saya buat mengikuti skripsi buatan saya. Dengan politik kalasi yang sudah mendarah daging di kampus merah, akhirnya sukses:-P.
September tak bisa, masih ada desember. Ramadhan 2005 saya lalu seminar hasil. Dan 31 desember 2005, resmi jadi sarjana. Alhamdulillah!
(5 tahun 3 bulan, mapala gak ya? Hehe)

*believe or not, rata2 anak bimbingan pembimbing saya itu menyelesaikan studi 5 tahun lebih..B-)
*

SMS 9339, vampir pulsa?

Monday, September 5, 2011

Gak nyambung?

Nama saya mudhalifana (ada sitinya siy,hehe), panggilannya ? Pia. Orang2 pada geleng2 pala mendengar nama ktp dan panggilan saya yang gak nyambung.
Adek saya, namanya fatmawati. Panggilannya, Peyet. Lebih gak nyambung lagi kan B-).
Kakak pertama, namanya rahmawati. And, dipanggil Cuma, hehe. Sangat2 gak nyambung.
Kakak kedua, nama lengkapnya Abdul Rahman.
Wanna know what he called by? Wanna know, hihi.
Orang2 rumah memanggil kakak lelaki saya itu dengan Todo. Lebih2 gak nyambung lg sodara2.
Kayaknya bapak dan mama dulu emang suka buat panggilan gak nyambung untuk ke empat anaknya, biar unik;-).

Suatu saat, di ujung 2007

Back to the past.

Awal syawal 1428h, telpon berdering "pia, bmg buka?"..
"betul kak?"
"iya. Tapi, tes Makassar."
"Biarmi, skalian jalan2".
"oke, infonya ada di website, liat sendiri na. "
"oke,oke".
Kakakku yang ada dirumah, segera ku kabari. Tapi, sepertinya dia enggan. Meski begitu, tekadku bulat. Rejeki musti dicari, bukan ditunggui.
Ibu, sebagai penyandang dana dan pemberi restu setuju. Mungkin sudah bosan melihat anaknya yang tak kunjung mendapat pekerjaan mapan. Dengan keyakinan besar akhirnya aku mendaftar ke lembaga pengurus cuaca dan gempabumi itu, yang prakiraannya sering ku tonton di tipi pemerintah waktu kecil.
Tahun itu, aku mendaftar ke dua tempat, universitas negeri dan BMG. Satu sebagai pengajar dan yang lain sebagai staf operasional. Dua bidang yang berbeda memang, dimana menjadi pengajar adalah cita2ku sehabis lulus MIPA. Sedang BMG, adalah tempat dimana lulusan MIPA Geofisika diterima dalam jumlah banyak, sesuatu yang diluar target Geofisika Unhas, yang banyak mengarahkan alumninya untuk mencari minyak;-).
Bekerja di perminyakan, saya tidak tertarik. Bidang itu lebih cocok buat para lelaki, aku rasanya tak ada minat ke sana walau godaan materinya lebih banyakB-).
Karena mendaftar di dua tempat, maka aku mulai menyusun strategi mengingat juga waktu tes yang berdekatan dan lokasi berbeda, makassar dan kendari.
Tes pertama BMG dilakukan duluan, maka aku ke Makassar. Peminatnya banyak, dan rata teman2 kampus. Aku berangkat dari Kendari bersama senior (satu kampus dan sma) namanya kak kiki. Kak kiki juga mendaftar di universitas yang sama, jadi selepas tes BMG, kami pun pulang lagi ke kendari buat tes dosen.*menguras dompet dan tenaga.
Pengumuman hasil tes tulis keluar dalam satu atau dua minggu, dan alhamdulillah nama saya dan kak kiki ada. Kami terbang lagi ke Makassar buat tes wawancara. Di lokasi wawancara, kami berjumpa dengan calon2 yang lain yang kebanyakan teman2 sendiri (geofisika unhas adalah satu2nya di indonesia timur). Saling mendukung dan berbagi info pun dilakukan, kebiasaan contek menyontek waktu kuliah emang gak bisa hilang, hihi.
Wawancara pun selesai, dengan perasaan deg2n soalnya aku kurang menguasai materi gempa dan tsunami (dalam bahasa inggris pulak ??!!), berharap semua hasilnya yang terbaik buat aku.
Kali ini, selepas tes, aku gak langsung pulang. Karena pengumumannya tidak lama. Dan, alhamdulillah aku lulus, bersama dengan kak kiki.
Sementara untuk tes universitas, hasilnya gak jelas.:-(
Namun satu yang mengganjal dari pengumuman BMG, karena para lulusan telah menandatangani perjanjian bersedia ditempatkan di seluruh indonesia, aku kebagian di kantor pusat, yang berarti harus berpisah dengan keluarga :-(.
Maka sejak itu, aku pun merantau lagi, ke ibukota.

*oh ya, teman yang menelpon di awal cerita itu kak kiki, dia ditempatkan di kupang.
Tapi, sekarang sudah berhasil pindah ke kendariB-).

[Firasat] kemaren daerah wolasi (kolono) bergetar bnyak.. Gempa mikrox jg bnyak. Apa mw goyangan hebt lag ya?