Wednesday, August 24, 2011

Terror :-S

Pagi di angkot (baca pete2), awalnya semua tak ada yang bicara. Seperti biasa, tak ada pembicaraan di antara kami, orang2 asing. Lalu, angkot melewati satu lokasi yang heboh, banyak orang. "ada perampokan semalam, toko elektronik. Satu keluarga mati" seorang gadis membuka obrolan. "ini foto2 korbannya" sambil menunjukkan hapenya ke penumpang lain.
Lalu pembicaraanpun pun mengalir, semua kecuali saya ikut beropini dan bertanya ke gadis itu.
Saya diam, untuk kasus kayak gini lebih baik bersimpati dalam hati.
Foto2 itu pun tak saya tengok, terlalu sadis.
Kota ini masih tergolong aman sebenarnya, angka kriminalitas masih kecil. Namun, dengan banyaknya pendatang dan laju pertumbuhan, sepertinya juga membuat kejahatan mulai tumbuh di sini. Kemajuan memang memiliki dua sisi.
Walau tak ambil bicara, satu hal yang menjadi opini saya untuk kejadian ini, sepertinya ada orang dalam yang terlibat, seperti yang banyak terungkap di banyak kasus kejahatan.
Dan, memang benar. Menurut situs berita kota online, salah satu pelakunya adalah mantan karyawan. Naudzubillah.

*Ya Allah, jauhkanlah kami dari bencana dan musibah, ampunilah segala dosa - dosa kami. Aamiin, aamiin.

Tuesday, August 23, 2011

Almost kolak

Kolak, begitulah namanya. Makanan pabuka yang sering menjadi favorit kami di bulan puasa.
Waktu kecil, ayah pasti akan selalu menginstruksikan mama untuk membuatnya selama ramadhan.
Namun, semua terhenti saat ayah sakit dan lalu wafat, kolak pun kehilangan tempatnya saat ramadhan.
Sore ini, saya kembali ke dapur, menyiapkan menu berbuka. Melihat pisang yang nangkring di kulkas, hati pun tergerak. Ah, sepertinya saatnya pia membuat kolak.
Jumlah pisang yang tak seberapa, ditambah yang puasa cuman saya dan mama, maka bahan2 yang dipakai pun juga tak banyak. Pisang secukupnya, labu kuning secukupnya, gula merah secukupnya, garam, air secukupnya, dan daun pandan.
Santan, kali ini tak diperlukan. Makanya namanya "almost kolak" karena tak memakai santan. Kenapa? Itu rahasia..nanti saja diceritakan.
Semua bahan dicampur, di dalam panci, rebus hingga masak. Gampang banget, pokoknya kalo gak jadi berarti emang bukan rejeki:-P.


Penampakan Kolak the Almost^^

*pabuka=makanan berbuka, ta'jil.

Monday, August 15, 2011

[LOMBA AKU] Putri salju, si putih manis.

Ku akui, aku memang manis.  Tapi yang ini, jauhhh lebih manis.---pembukaan lebay, maaf kalo ada yang mual^^


Memutar waktu ke masa kecil, masa di mana rasa risih dan takut tak menjadi soalan, "kau bebas berekspresi teman, jangan takut ditertawai, takkan mati gegara itu".
Saat "masiara" adalah masa-masa kemenangan, memanen kue dan sirup atau soda gratis.
Mengetuk pintu-pintu tetangga, kadang kenal, lebih sering juga tidak,
Kalau beruntung, kami pun dipersilakan masuk.  Jika tidak, tinggal tertawa cekikikan.  Anggap saja bukan rejeki, lagipula tak sendiri, rasa malu dibagi rata.

Ada satu kue yang pasti sering hadir di rumah-rumah itu. Putri salju, kue yang rasanyaa enaaakkk sekali.  Kenapa, karena taburan bubuk putih gulanya terasa makyus di mulut.  Apalagi kalau kuenya krenyes2, renyah maka rasanya akan menyatu dengan taburan gulanya, menghasilkan sensasi rasa yang luar biasa (berasa chef Juna, qeqeqe).  Kue yang juga sering dibuat di rumah, karena simple namun menghasilkan efek berlipat ganda.  Di sajikan di toples-toples menarik, terus di minum dengan sirup jeruk manis, maka semakin terbanglah aku ke dunia "serba manis", yang memang sangat aku sukai dulu saat kecil.


Tapi, kini aku hanya bisa memandang dari jauh. Dengan perut yang semakin tua, penuh masalah, aku mesti mengurangi makanan yang mengandung mentega dan kawan-kawannya.  Kalau icip-icip sih masih bisa, tapi tak bisa semaksimal dulu...
Kebiasaan makan manis tapi tak suka sikat gigi juga sekarang meninggalkan kabar buruk bagi gigi gerahamku, semua jadi bolong, so wahai anak-anak Indonesia..dengarkanlah nasehat ini..
Jangan lah lalai menyikat gigi..semua yang ada di iklan-iklan pasta gigi itu tak bohong.  Suer deh!!


---------------------------

Dibuat dalam keadaan ngebut demi ikutan lombanya ai dan novi
masiara = keliling2 bertandang saat lebaran ke keluarga, tetangga atau kenalan (istilah dari bugis kalo gak salah)
gambar dipinjam dari sini

Thursday, August 4, 2011

Ke pasar (tradisional).

Beberapa hari lalu, saya mendapat pemandangan langka.
Seorang remaja lelaki menemani ibunya berbelanja
di pasar.
Kenangan pun kembali mengajak saya, memutar memori, tentang pasar tradisional.
Ritual ini adalah hal yang saya benci, waktu kecil dulu.
Betapa tidak, pasar adalah tempat dimana kakiku tak pernah selamat dari becek dan lumpur, lengket -basah dan bau.
Belum lagi bau dan panasnya, pokoknya segala ketidaknyamanan ada di pasar.
Mama tidak mau tau, dia biasa berjalan di depan dan selalu menyuruh saya berjalan lebih cepat lagi,dan lebih sering lagi meninggalkan saya yang bergulat dengan tanah berlumpur dikaki.
Sekarang, ke pasar adalah kebiasaan baru lagi. Dalam seminggu, berbelanja di pasar bisa saya lakukan tiga atau empat kali.
Rajin? Bukan. Ini dikarenakan tempat transit angkot saya ada di pasar. Jadi, sekalian saja saya lakukan, toh tidak butuh ongkos lebih dan tidak memakan waktu banyak.
Lagipula, pasarnya juga kalau hujan tidak terlalu becek. Ojeknya juga banyak, hingga kalau kalian berdiri menepi sebentar pasti banyak yang menghampiri,hihi.


*5 Ramadhan, moga kuat ya Allah!

Ke pasar (tradisional).

Beberapa hari lalu, saya mendapat pemandangan langka.
Seorang remaja lelaki menemani ibunya berbelanja
di pasar.
Kenangan pun kembali mengajak saya, memutar memori, tentang pasar tradisional.
Ritual ini adalah hal yang saya benci, waktu kecil dulu.
Betapa tidak, pasar adalah tempat dimana kakiku tak pernah selamat dari becek dan lumpur, lengket -basah dan bau.
Belum lagi bau dan panasnya, pokoknya segala ketidaknyamanan ada di pasar.
Mama tidak mau tau, dia biasa berjalan di depan dan selalu menyuruh saya berjalan lebih cepat lagi,dan lebih sering lagi meninggalkan saya yang bergulat dengan tanah berlumpur dikaki.
Sekarang, ke pasar adalah kebiasaan baru lagi. Dalam seminggu, berbelanja di pasar bisa saya lakukan tiga atau empat kali.
Rajin? Bukan. Ini dikarenakan tempat transit angkot saya ada di pasar. Jadi, sekalian saja saya lakukan, toh tidak butuh ongkos lebih dan tidak memakan waktu banyak.
Lagipula, pasarnya juga kalau hujan tidak terlalu becek. Ojeknya juga banyak, hingga kalau kalian berdiri menepi sebentar pasti banyak yang menghampiri,hihi.


*5 Ramadhan, moga kuat ya Allah!