Laporan Narsis bag2, Seni (Herni yang Mewakili) juga Sudah!!

Jumlah pedagang yang kemarin saya angkat ada dua, dan Alhamdulillah mereka adalah yang sering saya lewati dalam perjalanan rutin.

Setelah paginya "rebes' dengan Mamanya Selfi, kali ini giliran Seni, si pedagang cilik.
Pertemuan saya dengan lapaknya memang terjadwal di sore hari, saat pulang kantor. 

Hari ini juga bersamaan dengan jadwal belanja "weekend".  Bersama dengan akhir laju pete-pete Purirano favorit di pasar kota, saya menuju lapak Seni dan bertemu dengan Herni, saudaranya. Sebagai informasi, sudah beberapa bulan ini, saya jarang bertemu Seni. Menurut keterangan dari Herni, mereka sudah bertukar peran, Seni sekarang lebih banyak di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah, sementara herni kini  yang berjualan di pasar. 

"Mana wa Seni, ada perluku!", memang karena nama Seni yang saya angkat maka saya sangat ingin ketemu Seni dulu. "Da sakit..demam, sakit kepala" jawab Herni, sambil juga melayani pesanan sayuran dari saya.  Hmmmm, jadi karena Seninya berhalangan, maka uang hadiah langsung saya serahkan kepada Herni.

"Ini, ada uang hadiah, Tulisan yang kemarin. Kasih ko Seni na!" Saya menyampaikan hadiah dari panitia ke tangannya Herni, mewakili Seni.
"Yang ditanya-tanya itu?" Herni langsung ingat adegan wawancara kami. Memang waktu wawancara, dia ada di situ.

"Iyo.. Bagi dua mi saja, kau dengan Seni," mengingat yang berdagang bukan Seni saja, kini dia juga membanting tulang-berpanas-panas di pasar, demi membantu orang tuanya.

Mesem-mesem dia berpose sambil memegang duit hadiah. Senyum bahagia, sambil memandang pedagang lain yang beberapa tampak heran. Anak ini memang selalu tersenyum, tak peduli cuaca sangat panas sore tadi, selalu ceria.

Dengan begitu, maka tugas saya menyampaikan hadiah sudah selesai, Alhamdulillah.

Moga dengan lomba ini, banyak hati yang bisa tersentuh, bahwa dengan hal kecil pun, kita bisa berbagi kebahagiaan, aamiin :)