Monday, March 5, 2012

Gubraaaakk, duaRRRR!

"It started with a tragedy, then ended like a comedy"-my quote


Saat sedang naik pete-pete kemarin pagi, saya sudah memutar otak ini, di atm BRI mana saya kan transfer, di Mandonga atau di  Kota?? Pilihan terakhir jatuh ke ATM BRI Kota, dengan berbagi pertimbangan.

Turunlah saya di BRI Kota, langsung ke bilik ATM, mau nyoblos #eh, mau transfer ke Mandiri dan bayar Speedy.

Transaksi sukses, kartu ATM keluar, namun, "Kok, ada yang ganjal". Satu menit kemudian, "Kok...", wah, kertas ATM-nya habis, bukti transfer tak ada. Padahal, saya membutuhkan bukti transfer untuk pembelian buku calon proofread.  Sebagai langkah awal, saya masuk ke dalam bank, bertanya. Kata petugasnya "Minta cetak rekening koran di Mandiri saja.", tanpa menunggu lama, saya bergegas ke Mandiri yang tak terlalu jauh lokasinya dari situ.

Di Mandiri, penjelasan dari petugas CS membuatku berpikir "eh, iya yahh..". Katanya, cetak rekening koran tidak bisa di bank penerima, mestinya dari bank asal transfer. Saya menghentikan petualangan antar bank pagi itu, saya memilih ke kantor saja.

Dalam perjalanan, sempat men-twit ke @sahabatBRI, pengalaman saya tersebut. Dan penjelasan dari akun itu, memang sama dengan yang di Mandiri, musti cetak rekening koran ke kanca terdekat. Dan rupanya, tambahan dari temanku, jangan di BRI Kota, tapi di BRI Mandonga, cabang yang lebih besar.  

Sebagai usaha lainnya, saya juga mengirimkan email ke rekanan tujuan transfer tersebut, meminta agar mereka juga mengecek transaksi dari rekening saya. Namun, hingga beberapa lama, tak ada tanggapan.

Pagi ini, setelah mengantri di Quick Service BRI Mandonga, akhirnya cetak rekening koran juga, sekalian ganti buku tabungan. Namun, saat memeriksa transaksi transfer ke Mandiri, keterangan di dalamnya tidak jelas, tak ada nomor rekening di situ. Hatiku kembali gundah. Demi mengobati kegundahan, kembali menuju bank Mandiri, demi mendapatkan kejelasan tranksaksi. Namun, lagi-lagi petugas CSnya bilang mereka tidak bisa memberikan keterangan seperti yang saya minta. Cetak rekening koran yang ada dia sarankan discan ajah, seperti apa adanya (halah..halah..halah.). Ya udin, saya pun berlalu dari hadapannya, sambil memikirkan strategi baru lagi, yakni ngetwit ke publisher yang menjadi rekan trasnfer. Twit terkirim saat pete-pete melaju ke kantor.

After that, siang ini, buka email dan tertera bahwa buku akan segera dikirim, karena transferan sudah sampai. Tertawa, "Sooooo...funnnyyy" aku berteriak, setelah semua jungkir balik dua hari ini, ternyata bisa selesai dengan email minta minta pengecekan ajah. Legaaaaa...

Sekarang, tinggal tunggu bukunya. Kalau udah jadi, dibeli yah, Buku Kumpulan Puisi Duet "Bukan Kata Tapi Rasa", punya duo temanku *ujung2nya promo

8 comments: