Pagi ini,burung berkicau indah..udara kendari masih segar.
Berangkat ke kantor,seperti biasa, membutuhkan waktu sejam,melalui pinggiran,pusat kota,hingga ke daerah yang terlupakan,melalui jalan yang mungkin pada beberapa periode gubernur ke depan akan diperbaiki,hingga tiba dikantor seperti biasa (terlambat).
Siang pun datang..aku bersiap pulang,bersiap menghadang angkot yang rasio keberadaannya 2 : jam. Tapi,tiba-tiba,teleponku berbunyi. Dari kawan lama di kantor pusat, awalnya nadanya sopan. Menanyakan hal lama,tentang memory card kamera. Lalu, penelponnya berganti,kali ini dengan nada mendesak. Maksa,bertanya dan malah terkesan menuduh,kalo saya menghilangkan foto-foto di dalamnya. Saya,yang memang tidak pintar bertengkar,hanya bisa bilang,kalo saya tidak menghapus apapun didalam kartu memori itu. Saya hanya mengkopi foto-foto terakhir yang ada. Nada dari sana semakin ketus,bilang kalo semua ini gara2 laptop linux saya, dalam hati saya tercekik. Teganya menuduh laptop linux saya,tidak adil. Saya sudah pernah memakainya untuk membaca kartu yang sama,dan tidak ada masalah. Tak ada solusi,telepon pun berakhir.
Masalah sebenarnya,adalah foto kegiatan sekitar 6 bulan lalu. Karena persiapan yang kurang matang menyebabkan dokumentasinya kacau. Presentasi segera atas kegiatan itu,membuat semua jadi kelabakan. Saya,yang sudah tidak disana,ikut-ikutan kena getahnya. Tapi,karena sudah pindah,saya tidak bisa membela diri lebih jauh. Hilangnya foto-foto itu,entahlah,saya tidak tahu sebabnya. Yang pasti, saya tidak pernah menghapus foto di kartu memori itu. Dan,laptop linux saya tidak bersalah.
Karena kesal,saya curhat sebentar dengan teman kantor,hal kayak begini tidak boleh saya simpan dalam hati,bisa buat tambah kurus*mengingat program penggemukan badan yang gak boleh gagalB-)
Waktu pulang tiba, angkot tlah berhasil disetop. Sayang,kemudian terdengar kabar tak sedap,bahwa angkot jalur utama mogok. Alamat,sebagian besar penduduk kota akan menggunakan ojek, taksi, nebeng mobil atau motor teman,nyari angkot alter ,ato yang paling ekstrim berjalan kaki.
Saya pilih opsi angkot alter. Walau keadaan kacau kyk gitu,tapi prinsip hemat pangkal kaya masih teguh ku pakai..;-) Alhamdulillah,cuman butuh 15 menit jalan kaki untuk mendapatkan angkot. Rute belakang kami mengenalnya, yang selama bertahun-tahun saya lewatkan. Kembali saya susuri.
Kejadian kejadian ini membuka mata saya lagi, memberi banyak pelajaran hidup
Menyaksikan pantai dan teluk Kendari,melihat bakau yang masih tersisa hari ini , membuat saya merenung,mungkin hari ini saya musti melalui itu semua,karena setelah kesulitan ada kemudahan,setelah kesulitan ada kemudahan,pasti.
Waw, pengen deh ikut naek angkotnya. . . Memang, sebuah perjalanan seringkali memberikan banyak pencerahan. Itu sebabnya saya suka 'melamun' di angkot
ReplyDelete:D