Sebelum modernitas melanda, sebelum swalayan, supermarket dan pasar modern berjamuran seperti sekarang.
Hubungan saya dan pasar tradisional tidak terlalu harmonis, saya jarang ke sana. Waktu masih kecil dulu, kecuali dipaksa dan tergiur, saya baru mau ikut mama ke Pasar. Tapi, semua akhirnya berubah. Setelah punya penghasilan, saya mau tidak mau saya musti menyempatkan diri ke pasar.
Sebenarnya kisah ini sudah akan saya angkat dalam lomba ini, akan tetapi rupanya belum ada jodoh. Lalu, tiba-tiba lomba baru datang menyapa. Tentang pedagang kecil, wah cocok pikir ku. Tapi, musti ada poto-poto narsis, sesuatu yang telah lama saya tinggalkan #tsaaahhh.
Namanya Seni, anak kelas 5 SD yang selalu saya jumpai saat berbelanja di pasar kota.
No comments:
Post a Comment