Aku dan Geofisika

ini adalah kisah nyata, ambil yang baik, buang yang  buruk..

Aku mengambil major-geofisika, sebuah jurusan yang baru aku dengar pertama kali dari kakakku.  Kenapa, hanya Allah yang tahu mengapa aku sampai mengambil major itu.
Sebenarnya, aku ingin menjadi ahli fisika.  Sejak SMA kelas 1, aku tergila-gila dengan Fisika.  Lebih tepat lagi, dengan guru Fisikanya.  Guru yang asyik, cara mengajar yang tidak membosankan, membuatku cinta mati sama Fisika.  Dan, berlanjut ke kelas 2 dan 3.  Saat mengisi formulir UMPTN pun , aku mulanya memilih Fisika. 
Tapi, kemudian.."pia, pilih Geofisika saja."  Kata-kata kakakku membuatku mengalihkan pilihan pertama ke Geofisika.  Seingatku, dalam hati keknya aku berkata "ahh, yang penting ada bau-bau Fisikanya juga..".  Pilihan yang aneh, kok bisa ya aku mengikuti kata-katanya tanpa berpikir panjang, sampai kini pun aku masih heran  bin merasa ajaib.
Ujian pun kulalui, dengan petuah sakti dari kakakku (again..) " pia, jangan kosongkan lembar jawabanmu, isi semua!!"  Tips yang telah kutularkan pada adik dan dua temanku (yang semuanya sukses..).  Pengumuman, aku lulus. (Alhamdulillah).
Masuk ke Geofisika UNHAS, sebuah program studi yang terbilang baru.  Dan ternyata, geofisika berada di bawah jurusan Fisika..(ahaaa, ting, ting!!).  Dan berita baiknya lagi, belajar Geofisika di sini akan banyak kaitannya dengan Fisika, sebab kurikulumnya yang disusun lebih bernuansa Fisika.   Namun, sayang sungguh sayang, di kampus yang bagus itu aku kurang sungguh-sungguh belajar. Setelah berjibaku dan "makan" bangku kuliah selama 5 tahun 3 bulan,  dan akhirnya lulus juga, aku cuman bisa menerangkan sedikit hal tentang geofisika. *Inilah dampak nyata kalau di kelas cuman tau menyalin catatan teman dan tidur.
               Jadi, adik-adik, ingat ya, kalau kuliah nanti, di kelas jangan tidur!
Setelah lulus dan kerja, harapan aku sekarang adalah  sekolah lagi, mencari ilmu yang banyak tentang Geofisia, sebuah ilmu yang masih sangat luas untuk dijelajahi, amin!!!!!