Monday, December 22, 2008

finally, i can kiss her chicks.

"Kalian memang tidak bisa mengerti saya!", dia berteriak.
Aku, dalam hati, tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tak sanggup bertengkar.

Kurang lebih lima tahun kami berseteru.  Kami dan dia, tepatnya.  Selama itu, hubungan kami lebih banyak berantemnya daripada akurnya.

"Cobalah mengerti saya, saya sudah tua.  Kalian suatu hari pasti akan meninggalkan saya.  Sehingga saya mengambil keputusan ini." , dengan nada biasa, tak emosional.
Mulutku terkunci kembali, selalu begitu.  Bertengkar bukanlah sifatku, hanya airmata yang sesekali mengalir tanpa mampu kubendung.

Senin, di awal bulan ini, kami berkumpul, bertiga.  Jarang seperti ini, akur.
Pagi itu, aku mengecup pipinya, hangat!

7 comments: